Selasa, 06 Juli 2010

Profil 4 Team Finalis Piala Dunia 2010 - Afrika Selatan

Comments

Uruguay

2050285p

KEBESARAN masa lalu sepak bola Uruguay terus membayangi, tapi juga menjadi inspirasi. Sukses menjadi juara pertama Piala Dunia pada 1930 dan diulang pada 1950 merupakan prestasi besar negara ini.

Karena sukses itu pula, Uruguay dikenal dunia. Padahal, mereka negara kecil yang penduduknya saja sampai kini masih di bawah 4 juta orang. Sekitar sepertiga penduduk Jakarta.

Namun soal sepak bola, mereka punya mental juara. Dalam kedaan tim paling buruk pun, mereka terus berusaha tampil maksimal dan mencoba juara. Jika setelah 1950 mereka tak pernah sukses lagi di Piala Dunia, itu lebih karena Uruguay tertinggal dalam sepak bola dibanding negara lain. Maklum, mencari bakat dari tiga juta orang jelas sulit. Indonesia saja yang penduduknya ratusan juta tak jua mampu memiliki tim nasional yang tangguh.

Meski begitu, mereka terus berusaha. Sukses para pendahulu menjadi beban generasi untuk mengulang demi kehormatan sepak bola Uruguay.

Sudah 59 tahun sudah mereka merindukan gelar juara. Waktu yang amat lama. Akankah tahun ini mereka mampu juara untuk ketiga kalinya?

Di atas kertas memang sulit. Uruguay belum memiliki generasi terbaik. Bahkan di lini depan, mereka masih mengandalkan pemain veteran, Diego Forlan. Perjalanan mereka dalam tiga Piala Dunia juga sama. Mereka berada di urutan kelima Zona CONMEBOL dan harus menjalani babak play-off.

Namun, Uruguay selalu menyimpan misteri. Seperti halnya pada Piala Dunia 1950. Banyak yang tak menyangka Uruguay bakal juara. Apalagi, di final mereka bertemu tuan rumah Brasil yang memiliki kemampuan merata. Faktanya, justru Uruguay yang menang 2-1.

Menilai Uruguay memang tak bisa dilihat dari keindahan permainannya. Militansi dan keyakinan untuk meraih target dengan banyak cara menjadi kekuatan mereka. Bahkan, kalau perlu bermain keras.

Itu pula yang khas dari Uruguay. Mereka pernah berpendapat, "Bola boleh lewat orangnya jangan." Uruguay pun dicap sebagai pembawa sepak bola negatif, meski sukses di Piala Dunia.

Itu dulu. Sekarang, militansi masih mereka miliki. Permainan keras kadang masih terlihat. Tapi, organisasi permainan mereka jauh lebih baik. Pergerakan mereka juga amat cepat. Itu yang merepotkan Argentina dan memaksa mereka kalah 0-1, juga terancam gagal ke putaran final.

Di bawah pelatih Oscar Washington Tabarez, Uruguay memang memiliki permainan cepat yang berbahaya. Ditunjang kekompakan dari militansi tinggi, Uruguay bisa membahayakan siapa saja. Juara Piala Dunia pertama yang sedang merindukan gelar selama 59 tahun ini selalu menyimpan misteri. (Hery Prasetyo)

Daftar Pemain:
Kiper:
Fernando Muslera (Lazio), Juan Castillo (Deportivo Cali), Martin Silva (Defensor Sporting)

Belakang: Diego Lugano (Fenerbahce), Diego Godin (Villarreal), Andres Scotti (Colo Colo), Mauricio Victorino (Universidad de Chile), Martin Caceres (Juventus), Jorge Fucile (Porto), Maximiliano Pereira (Benfica)

Tengah:
Sebastian Eguren (AIK Stockholm), Alvaro Pereira (Porto), Walter Gargano (Napoli), Diego Perez (AS Monaco), Alvaro Fernandez (Universidad de Chile), Nicolas Lodeiro (Ajax), Egidio Arevalo Rios (Penarol), Ignacio Gonzalez (Levadiakos)

Depan:
Luis Suarez (Ajax), Diego Forlan (Atletico Madrid), Sebastian Abreu (Botafogo), Edinson Cavani (Palermo), Sebastian Fernandez (Banfield)


Belanda

0113252p

BELANDA merupakan salah satu negara dengan tradisi sepak bola kuat. Derasnya arus regenerasi yang menjamin kelangsungan tradisi total football, sejak diluncurkan Rinus Michel dengan dirigen Johan Cruyff pada awal 1970-an, membuat mereka selalu diperhitungkan sebagai salah satu favorit juara.

Sayangnya, modal itu tak didukung oleh nasib baik. Dalam delapan penampilannya sepanjang sejarah Piala Dunia, prestasi terbaik Belanda mentok di tingkat runner-up pada 1974 dan 1978. Padahal, mengingat Belanda merupakan produsen dan penyedia pemain untuk klub-klub besar Eropa, mereka layak untuk menjadi juara, seperti yang terjadi pada negara penghasil pemain top, misalnya Brasil atau Argentina.

Tak usah jauh-jauh ke Piala Dunia. Ketika Piala Eropa 2008 Austria-Swiss digelar, lihat saja bagimana impresifnya aksi Belanda. Salah satu yang sulit dilupakan, tentunya ketika mereka memukul Italia 3-0. Toh, meski mampu mempertahankan performa apik di setiap laga, mereka tak bisa melangkah lebih jauh dari babak perempat final. Satu-satunya sukses besar mereka terjadi saat juara Piala Eropa 1988.

Belanda bukannya tak menyadari jeleknya garis tangan mereka di turnamen-turnamen besar. Namun, sebagai negeri sepak bola yang tak kalah seniornya dari Italia, Brasil, dan Argentina, pantang bagi mereka untuk melempar handuk sebelum berangkat. Bermodal rekor kemenangan 100 persen di babak kualifikasi, inilah waktu yang tepat bagi pelatih Bert van Marwijk untuk membalik putaran kincir keberuntungan mereka di daratan Afrika.

Jika mereka juara Piala Eropa 1988 berkat ada bakat-bakat besar seperti Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard, kini pun sebenarnya mereka punya banyak bakat. Memang tak ada nama-nama sebesar mereka. Namun, kualitas Belanda cukup merata di semua lini sehingga peluang untuk juara pun seharusnya besar. Nama-nama seperti Wesley Sneijder, Robin van Persie, Arjen Robben, Nigel de Jong, dan Dirk Kuyt cukup menjadi andalan. Tinggal menunggu arah angin keberuntungan.(Tjatur Wiharyo)


Statistik
Top skorer:
Dirk Kuyt dan Klaas-Jan Huntelaar (3 gol)
Menit terbanyak: Joris Mathijsen (720 menit)
Kartu terbanyak: Nigel de Jong dan Robin van Persie (masing-masing dua kartu kuning)

Kiper: Sander Boschker (FC Twente), Maarten Stekelenburg (Ajax), Michel Vorm (FC Utrecht)

Belakang: Khalid Boulahrouz (Stuttgart), Edson Braafheid (Celtic), John Heitinga (Everton), Joris Mathijsen (Hamburg), Andre Ooijer (PSV Eindhoven), Giovanni van Bronckhorst (Feyenoord), Gregory van der Wiel (Ajax)

Tengah: Ibrahim Afellay (PSV Eindhoven), Nigel de Jong (Manchester City), Demy de Zeeuw (Ajax), Stijn Schaars (AZ Alkmaar), Wesley Sneijder (Inter Milan), Mark van Bommel (Bayern Munich), Rafael van der Vaart (Real Madrid)

Depan: Ryan Babel (Liverpool), Eljero Elia (Hamburg), Klaas Jan Huntelaar (AC Milan), Dirk Kuyt (Liverpool), Arjen Robben (Bayern Munich), Robin van Persie (Arsenal)


Spanyol

1632427p

SPANYOL mengakhiri penantian panjangnya untuk meraih trofi bergengsi di ajang sepak bola dunia. Setelah menunggu 44 tahun, "El Matador" bisa tersenyum puas dan bangga, karena akhirnya menjadi juara Piala Eropa 2008, usai mengalahkan Jerman 1-0 di babak final. Skill individu yang mumpuni plus gaya sepak bola yang diperagakan membuat Spanyol layak menjadi jawara di turnamen antara negara-negara Eropa tersebut.

Namun kesuksesan Spanyol ini tampaknya belum lengkap, karena mereka belum pernah menjadi juara Piala Dunia. Prestasi terbaik tim ini adalah menjadi peringkat empat, pada tahun 1950. Selebihnya, mereka lebih banyak tersingkir di putaran kedua meskipun menjadi favorit karena tampil memesona di fase penyisihan grup.

Pada Piala Dunia Jerman 2006, Spanyol juga sangat diperhitungkan. Dengan materi yang nyaris tak jauh berbeda dengan di Piala Eropa 2008, tim besutan Luis Aragones ini menampilkan permainan yang impresif dan sangat meyakinkan. Alhasil, mereka melewati babak penyisihan dengan hasil yang sempurna, lantaran selalu menang sehingga lolos ke putaran kedua sebagai juara Grup H.

Namun di babak 16 besar ini, Spanyol tak berkutik menghadapi Perancis. Eforia sempat melanda "El Matador" ketika David Villa membobol gawang Perancis melalui titik penalti pada menit ke-28. Tetapi setelah itu, Perancis mengamuk dan "si Ayam Jantan" mematuk Spanyol lewat tiga gol yang dihasilkan Frank Ribery, Patrick Vieira dan Zinedine Zidane, untuk menang 3-1. Perjalanan Spanyol pun terhenti di putaran kedua.

Kini, Spanyol yang sejak gagal menembus putaran final Piala Dunia Jerman 1974 selalu lolos, datang ke Afrika Selatan dengan kekuatan yang nyaris tak jauh berbeda dengan ketika menjadi juara Piala Eropa 2008. Amunisi ini tentu saja membuat "El Matador" akan meledak-ledak di Afrika Selatan nanti, sehingga harus diwasdapai oleh lawan mana pun.

Hanya saja, sejarah di Piala Dunia tak memihak kepada Xavi Hernandez dan kawan-kawan. Sepanjang keikutsertaannya, "El Matador" yang menjadi anggota FIFA sejak 1904, cuma satu kali masuk semifinal sebelum kalah dan harus puas sebagai runner-up pada tahun 1950. Padahal sepanjang babak kualifikasi dan penyisihan grup, Spanyol selalu tampil memukau. Tak heran jika negara ini mendapat sebutan "spesialis" kualifikasi.

Nah, sekarang tugas Vicente del Bosque untuk mengakhiri penantian Spanyol di turnamen antara negara ini. Setelah menggantikan posisi Luis Aragones di kursi pelatih, Del Bosque sudah menunjukkan kinerja yang bagus dengan membawa Spanyol tidak terkalahkan di babak kualifikasi Grup 5 Zona Eropa. Bagaimana dengan di putaran final nanti?

Hadirnya tiga bintang di lapangan, Cesc Fabregas, Xavi dan Andres Iniesta, serta duet maut di lini depan, Fernando Torres dan David Villa, membuat Spanyol memiliki potensi yang sangat besar untuk melanjutkan eforia di Piala Eropa 2008. Apalagi, mereka juga dihuni sebagian besar pemain muda berpengalaman, yang tentu saja sangat enerjik dan memiliki semangat yang kuat untuk menang.

Melihat peluangnya, Spanyol yang tergabung di Grup H bersama dengan Swiss, Honduras dan Chili, memiliki peluang yang besar untuk melewati babak penyisihan grup. Tapi selanjutnya, calon lawan tangguh sudah menunggu karena "si Merah" berpeluang besar bertemu di Brasil atau Portugal yang berada di Grup G.

Tetapi semua itu baru prediksi karena kenyataan baru akan terjadi di Afrika Selatan nanti. So, mari kita tunggu sampai di mana langkah "La Furia Roja" di Piala Dunia 2010 ini. (Aloysius Gonzaga Anggi Ebo)

Catatan sejarah Spanyol di Piala Dunia

1930 - Tidak berpartisipasi
1934 - Tersingkir di putaran kedua
1938 - Tidak berpartisipasi
1950 - Peringkat empat
1954 - Tidak lolos kualifikasi
1958 - Tidak lolos kualifikasi
1962 - Tersingkir di putaran pertama
1966 - Tersingkir di putaran pertama
1970 - Tidak lolos kualifikasi
1974 - Tidak lolos kualifikasi
1978 - Tersingkir di putaran pertama
1982 - Tersingkir di putaran kedua
1986 - Tersingkir di perempat final
1990 - Tersingkir di putaran kedua
1994 - Tersingkir di perempat final
1998 - Tersingkir di putaran pertama
2002 - Tersingkir di perempat final
2006 - Tersingkir di putaran kedua

Rekor tim di Piala Dunia
Kemenangan terbesar:
6-1 vs Bulgaria pada 1998.
Kekalahan terbesar: 1-6 vs Brasil pada 1950.
Top skorer sepanjang masa: Raul, Estanislao Basora, Emilio Butragueno, Fernando Morientes dan Fernando Hierro (5 gol).
Penampilan terbanyak: Andoni Zubizarreta (16 pertandingan).
Tuan rumah Piala Dunia: 1982

Statistik
Top skorer:
David Villa (7 gol)

Skuad Spanyol
Kiper: Iker Casillas (Real Madrid), Jose Manuel Reina (Liverpool), Victor Valdes (Barcelona)

Belakang: Raul Albiol (Real Madrid), Alvaro Arbeloa (Real Madrid), Joan Capdevila (Villarreal), Carlos Marchena (Valencia), Gerard Pique (Barcelona), Carles Puyol (Barcelona), Sergio Ramos (Real Madrid)

Tengah: Xavi Alonso (Real Madrid), Sergio Busquets (Barcelona), Cesc Fabregas (Arsenal), Andres Iniesta (Barcelona), Javi Martinez (Athletic Club), Xavi Hernandez (Barcelona)

Depan: David Jimenez Silva (Valencia), Jesus Navas Gonzalez (Sevilla), Juan Manuel Mata (Valencia), Pedro Rodriguez (Barcelona), Fernando Llorente (Athletic Club), Fernando Torres (Liverpool), David Villa (Valencia)


Jerman

2056593p

JERMAN tampil di putaran final Piala Dunia sudah jadi langganan. Ini merupakan partsipasi yang ke-17 bagi Jerman, jika dihitung dengan Jerman Barat.

Tergabung di Grup 4 Zona Eropa, "Tim Panser" tampil impresif dalam babak kualifikasi. Dari delapan pertandingan yang dilakoninya, tim besutan Joachim Loew ini tak terkalahkan dengan meraih enam kemenangan dan sisanya hasil imbang. Jerman pun keluar sebagai juara grup.

Berkat penampilan yang impresif tersebut, Jerman kembali difavoritkan menjadi juara di Afrika Selatan. Anggapan tersebut sepertinya memang sangat berdasar. Selama pesta akbar ini digelar 18 kali, Jerman berhasil menjadi juara tiga kali. Mereka tampil menjadi juara pada Piala Dunia 1954, 1975, dan 1990.

Tiga gelar tersebut diraih saat Jerman masih terbelah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Setelah Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu dalam proses unifikasi pada Oktober 1990 yang ditandai runtuhnya tembok Berlin pada 1989, daya gempur "Tim Panser" seperti macet. Pasalnya, setelah proses unifikasi tersebut tak sekalipun Jerman menjuarai Piala Dunia.

Pada Piala Dunia 2006 yang digelar di rumahnya sendiri, Michael Ballack dkk nyaris menjadi juara. Namun, mereka gagal melaju ke final setelah disingkirkan Italia di semifinal. Meskipun demikian, Jerman berhasil mengobati kekecewaan publik dengan berhasil menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Portugal 3-1.

Setelah unifikasi tersebut, praktis Jerman hanya mampu meraih juara di level Piala Eropa. Berkat polesan Berti Vogts, Jerman berhasil menjadi juara di Piala Eropa 1996 yang diselenggarakan di Inggris. Saat itu, Jerman menjadi juara setelah mengalahkan Republik Ceko 2-1.

Oleh karena itu, besar harapan publik Jerman dapat bangkit dan menunjukkan kedigdayaannya kembali seperti yang ditorehkan saat masih bernama Jerman Barat. Tim julukan "Panser" itu sudah bersatu. Jika dulu terpisah, harusnya setelah bersatu makin kuat. Itu yang ingin ditunjukkan Jerman. Gelar Piala Dunia seperti utang Jerman Bersatu yang harus segera dilunasi.

Lalu apakah Jerman mampu menjadi juara? Kita tunggu saja bagaiamana kekuatan "Tim Panser" menaklukkan Australia, Ghana, dan Serbia. (Ferryl Dennis)

Statistik
Top Skor:
Miroslav Klose (7 Gol)

Daftar Pemain:
Kiper:
Hans-Joerg Butt (Bayern Munich), Manuel Neuer (Schalke), Tim Wiese (Werder Bremen)

Belakang:
Dennis Aogo (Hamburger SV), Holger Badstuber (Bayern Munich), Arne Friedrich (Hertha Berlin), Jerome Boateng (Hamburger SV), Marcell Jansen (Hamburger SV), Philipp Lahm (Bayern Munich), Per Mertesacker (Werder Bremen), Serdar Tasci (Stuttgart)

Tengah: Sami Khedira (Stuttgart), Toni Kroos (Bayer Leverkusen), Marko Marin (Werder Bremen), Mesut Oezil (Werder Bremen), Bastian Schweinsteiger (Bayern Munich), Piotr Trochowski (Hamburger SV)

Depan: Cacau (Stuttgart), Mario Gomez (Bayern Munich), Stefan Kiessling (Bayer Leverkusen), Miroslav Klose (Bayern Munich), Thomas Mueller (Bayern Munich), Lukas Podolski (Cologne)


PUSTAKA

saya menyampaikan banyak terima kasih kepada http://worldcup.kompas.com

Prev Prev Home